B.
ASAL
USUL KEJADIAN MANUSIA
1.
Asal usul kejadian manusia menurut teori ilmu pengetahuan
Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa
dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui
proses evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat
kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya
ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil
Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo
pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada
manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun
spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo
Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang
telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.
2. Asal
usul kejadian manusia berdasarkan
Alquran
Terlepas dari beberapa pendapat diatas, benar
atau salah, terbukti atau tidak, mari kita lihat apa yang ada dalam al qur an.
a.
Manusia terbuat dari air
Dalam Al qur-an Allah SWT berfirman :
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ مِنَ ٱلۡمَآءِ بَشَرً۬ا فَجَعَلَهُ ۥ
نَسَبً۬ا وَصِهۡرً۬اۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرً۬ا
Artinya: ”Dan Dia
[pula] yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu [punya]
keturunan dan mushaharah, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
b.
Manusia terbuat dari tanah debu
Qs Ali Imran 59 :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُ ۥ
مِن تُرَابٍ۬ ثُمَّ قَالَ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ
Artinya: “Sesungguhnya
misal [penciptaan] ’Isa di sisi Allah, adalah seperti [penciptaan] Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" [seorang manusia], maka jadilah dia”.
c.
Manusia terbuat dari Tanah liat
Qs Ash-shaaffat 11 :
فَٱسۡتَفۡتِہِمۡ أَهُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا أَم مَّنۡ خَلَقۡنَآۚ
إِنَّا خَلَقۡنَـٰهُم مِّن طِينٍ۬ لَّازِبِۭ
Artinya: “Maka
tanyakanlah kepada mereka [musyrik Mekah]: "Apakah mereka yang lebih kokoh
kejadiannya ataukah apa [2] yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”
d.
Manusia terbuat dari tanah lumpur
Qs Al-Hijr 28 :
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى
خَـٰلِقُۢ بَشَرً۬ا مِّن صَلۡصَـٰلٍ۬ مِّنۡ حَمَإٍ۬ مَّسۡنُونٍ۬
Artinya: “Dan
[ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering [yang berasal] dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.”
e.
Manusia terbuat dari tanah tembikar
Qs Ar Rahman 14 :
خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن صَلۡصَـٰلٍ۬
كَٱلۡفَخَّارِ
Artinya:
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”.
f.
Manusia terbuat dari
saripati tanah
Qs Al
Mu minun 12-16 :
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍ۬ مِّن
طِينٍ۬ ثُمَّ جَعَلۡنَـٰهُ نُطۡفَةً۬ فِى قَرَارٍ۬ مَّكِينٍ۬ ثُمَّ
خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا
ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ
خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ ثُمَّ إِنَّكُم
بَعۡدَ ذَٲلِكَ لَمَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ تُبۡعَثُونَ
Artinya: “Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati [berasal] dari
tanah. (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani [yang disimpan] dalam
tempat yang kokoh [rahim]. (13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (14) Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (15) Kemudian, sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan [dari kuburmu] di hari kiamat. (16)”.
g.
Manusia terbuat dari tanah bumi
Qs An
Najm 32 :
ٱلَّذِينَ يَجۡتَنِبُونَ كَبَـٰٓٮِٕرَ ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡفَوَٲحِشَ
إِلَّا ٱللَّمَمَۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٲسِعُ ٱلۡمَغۡفِرَةِۚ هُوَ أَعۡلَمُ بِكُمۡ
إِذۡ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَإِذۡ أَنتُمۡ أَجِنَّةٌ۬ فِى بُطُونِ
أُمَّهَـٰتِكُمۡۖ فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ
ٱتَّقَىٰٓ
Artinya: “[Yaitu]
orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia
lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan
ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”
C.
POTENSI
- POTENSI MANUSIA
Karena manusia
adalah satu – satunya makhluk Allah yang diberi tugas sebagai khalifah di dunia
ini. Karena tugasnya sebagai khalifah ini, maka didalam diri manusia pasti
meiliki potensi – potensi yang dapat mendukug tugasnya sebagai khalifah. Karena
tidaklah mungkin Tuhan memberikan tugas kepada manusia tanpa bekal apapun.
Ada tiga potensi yang adapada diri manusia, yaitu potensi akal, potensi jasmani
dan potensi rohani.
1. Potensi Akal
Akal adalah
karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang menjadikan manusia berbeda
dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian derajat manusia dibandingkan
dengan mahkluk yang lain adalah karena manusia memiliki akal. Namun Allah Swt
menghendaki agar akal kita digunakan untuk memikirkan tentang keberadaan dan
keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia digunakan untuk memikirkan keberadaan dan
keEsaan Allah maka manusia akan mengenal Allah Swt. Dan akal manusia akan
menjadi bernilai di sisi Allah Swt.
Dengan potensi
akal manusia mampu mencari ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan dan
menciptakan segala sesuatunya. Akallah yang bisa kita gunakan untuk menciptakan
ilmu yang bermanfaat dan menciptakan segala sesuatu yang mempunyai
kemaslahatan bagi manusia lainnya, dan begitu pula sebaliknya.
2. Potensi Rohani
Potensi rohani
merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa atau Ruh merupakan potensi
asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh Allah. Dengan potensi rohani,
manusia dapat melihat mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang bersih dan mana yang kotor, maka jika hati manusia
bersih tentunya manusia akan memilih yang haq, benar, dan bersih. Begitu pula
sebaliknya. Maka dari itu sebagai manusia yang memiliki potensi rohani,
kita harus memperkuat keyakinan kita agar potensi ini berjalan dengan baik.
3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani
manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani. Dan kuatnya jasmani sangat
didukung oleh masukan makanan bergizi yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh
tubuh kita dan diikuti pula oleh istirahat yang cukup. Tak lupa olahraga akan
membuat jasmani kita semakin bertambah kuat. Manusia bisa menggunakan potensi
ini untuk berbuat amal kebaikan dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
Kesimpulan yang
dapat kita ambil dari uraian diatas adalah bahwa manusia yang sukses adalah
manusia yang mampu mengoptimalkan ketiga potensi yang dimilikinya semaksimal
mungkin secara seimbang. Dan apabila ketiga potensi ini diberi makanan yang
tepat, maka akan terbentuk sosok manusia yang kuat jasmani, kuat akalnya, dan
memiliki kekuatan rohani pula. Ketiga potensi itu harus diisi bersama – sama
secara proporsional.
D.
KELEMAHAN
– KELEMAHAN MANUSIA
Pada dasarnya manusia
adalah makhluk yang mempunyai berbagai kelemahan. Walaupun manusia
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan dalam bentuk yang sempurna
namun tetap memiliki kelemahan yang mendasar sebagai bentuk ujian manusia
ketika hidup di dunia yang fana.
Allah menggambarkan kelemahan-kelemahan manusia dalam al
Qur’an. Manusia itu selalu membantah, bersifat lemah, selalu zalim dan bodoh,
senang berbuat maksiat, mencintai kehidupan dunia, melampaui batas, malas
berbuat baik, senang berkeluh
kesah dan gelisah,
tergesa-gesa, dan pelit.
Beberapa
Bentuk Kelemahan Manusia yang Hidup di Dunia Pada Umumnya :
1. Bodoh
Secara
umum kita manusia adalah makhluk yang bodoh karena tahu kebenaran namun enggan
untuk menjalankannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72
Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.(QS.
Al-Ahzab 72)
2.
Zalim
Manusia
zalim karena cenderung membinasakan diri sendiri serta mencari kesenangan tanpa
mempedulikan nasib orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72 Berikut
:
|
|
Artinya
: “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh”.(QS. Al-Ahzab 72) |
3.
Kikir
Manusia kikir karena suka menimbun harta
serta malas untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT.Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 100 Berikut :
Artinya : “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu
menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan
itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu
sangat kikir”.(QS. Al-Isra 100)
4.
Mengeluh
Manusia berkeluh kesah ketika berhadapan
dengan kesulitan namun tidak halnya jika mendapatkan kenikmatan. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Ma’arij ayat 19 Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir”.(QS. Al-Ma’arij 19)
5. Lemah
Manusia adalah makhluk yang lemah karena penuh
dengan keterbatasan kemampuan serta mudah meninggal dunia (mati) hanya dengan
berbagai hal sepele nan mematikan. Sebagaimana firman Allah dalam
surat An-Nisa ayat 28 Berikut :
Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.(QS. An-Nisa 28)
Dari kutipan
terjemahan ayat-ayat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manusia memanglah
diberikan kelemahan yang mendasar. Allah SWT memberikan kita kekurangan
agar kita tidak sombong sehingga kita bisa sadar bahwa diri kita lemah dan
kecil di hadapan Allah SWT. Tidak sepantasnya kita menyombongkan diri
kita sendiri di hadapan orang lain karena merasa memiliki berbagai kelebihan
strategis yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
E.
SIFAT-SIFAT
MANUSIA
1.
Manusia
merupakan makhluk yang lemah
Meski terkadang kita
lihat ada manusia yang merasa dirinya kuat dibandingkan dengan orang lain,
namun ternyata semua manusia pada dasarnya sangatlah lemah. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 28
Berikut :
Artinya
: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah”.(QS. An-Nisa 28)
2.
Mudah Terpedaya
Diakhir
nanti, neraka sesungguhnya akan banyak dihuni oleh manusia dikarenakan mudahnya
manusia terpedaya oleh hasutan setan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al
Infithar Ayat 6 Berikut :
Artinya : “Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah”.(QS. Al-Infithar 6)
3.
Manusia Bersifat Lalai
Banyak
ayat yang menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang lalai, terutama
dalam ketaatan kepada Allah karena mementingkan kehidupan duniawi. Sebagaimana
firman Allah dalam surat At-Takasur ayat 1 Berikut :
Artinya : “Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu”.(QS. At-Takasur 1)
4.
Manusia adalah Penakut
Ketakutan
dalam diri manusia bukanlah dalam perkara ghaib saja, namun juga berbagai
perkara yang berhubungan dengan kehidupan yang mereka jalani selama di dunia.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155 Berikut :
Artinya : “Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”.(QS. Al-Baqarah 155)
5.
Mudah Bersedih
Manusia diciptakan dengan sifat yang mudah
bersedih hati. Karena kesedihan tersebut, banyak yang akhirnya berputus asa
dari pertolongan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 62
Berikut :
|
|
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin,
orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(QS.
Al-Baqarah 62) |
6.
Tergesa-Gesa
Sifat
manusia disebut dalam Al-Qur’an adalah senantiasa tergesa-gesa, baik dalam
amalan untuk dunia ataupun amalan untuk akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Isra ayat 11 Berikut :
Artinya : “Dan
manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa”.(QS. Al-Isra 11)
7. Suka Membantah
Sifat
manusia yang lain adalah suka membantah. Tentu saja hal ini banyak difokuskan
bantahan terhadap keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah
dalam surat An-Nahl ayat 4 Berikut :
Artinya : “Dia
telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata”.(QS. An-Nahl 4)
8. Suka Berlebih-lebihan
Mengapa Allah dalam beberapa ayat
senantiasa mengakhiri dengan kalimat ‘Jangan berlebih-lebihan’? ini karena
memang sifat manusia tidak puas dan selalu ingin lebih dalam segala sesuatu.
Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Alaq ayat 6 Berikut :
Artinya : “Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.”(QS. Al-Alaq 6)
9.
Pelupa
Manusia memang seringkali lupa dengan
nikmat yang telah Allah berikan. Padahal nikmat tersebut sangat jelas di
hadapannya, namun tertutup karena sifat buruknya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Az-Zumar ayat 8 Berikut :
Artinya : “Dan
apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan
nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan
sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.
Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu;
sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(QS. Az-Zumar 8)
10. Senang Berkeluh Kesah
Tak
hanya senang bersedih, namun manusia juga senantiasa berkeluh kesah atas
kehidupan yang Allah berikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ma’arij
ayat 20 Berikut :
Artinya : “Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al-Ma’arij
20)
11. Manusia Makhluk Kikir
Sifat
yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan merupakan sifat yang buruk adalah kikir
dimana ia enggan untuk membagi nikmat yang telah didapatnya kepada orang lain.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 100 Berikut :
Artinya : “Katakanlah:
"Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat
Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut
membelanjakannya". Dan adalah manusia itu sangat kikir”.(QS. Al-Isra 100)
12. Kufur Nikmat
Sifat manusia
yang sangat buruk dan telah disebut dalam Al-Qur’an adalah kufur terhadap
nikmat Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zukhruf ayat 15 Berikut :
Artinya : “Dan mereka
menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat
Allah)”.(QS. Az-Zukhruf 15)
13. Senang Menuruti
Prasangka
Manusia
merupakan makhluk yang lebih dahulu mengutamakan prasangka. Tak heran jika
Allah menyebut sifat manusia tersebut dalam Al-Qur’an dengan jelas. Sebagaimana
firman Allah dalam surat Yunus ayat 36 Berikut :
Artinya : “Dan
kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.(QS. Yunus 36)
F.
KELEBIHANNYA
ATAS MAKHLUK LAIN
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya,
yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di
dukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak
pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak
kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain. Di banding
makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 70
Berikut :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia)
dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas
makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol”. ( QS. Al
Isra 70)
Pada
prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia beriman dan
taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa
alasan yang mendukung pernyataan tersebut.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud
(hormat) kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan
manusia dalam surat Al-Baqarah ayat 34 Berikut :
Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu
kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur
dan ia adalah termasuk golongan kafir”.( QS. Al Baqarah 34)
Manusia
memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut Al-Qur’an menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.
Diantara karakteristik manusia adalah:
1. Aspek
kreasi
Apapun yang ada pada
tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal
ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin
banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan
sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek
ilmu
Hanya manusia yang
punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di sekelilingnya.
Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di
kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan
dan peradaban yang terus berkembang.
3. Aspek
kehendak
Manusia memiliki
kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk lain
hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para
malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan
akhlak
Manusia adalah makhluk
yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelulmnya baik, tetapi
karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan
kehidupan generasi yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hakekat manusia adalah
kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh
Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat digunakan untuk
memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum dan pandangan agama
Islam.
Hakekat manusia menurut
pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam, karena tedapat berbagai ilmu dan
perspektif yang memaknai hakekat manusia itu sendiri. Seperti dalam perspektif
filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena
memiliki nalar intelektual. Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk ekonomi. Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah
makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia
lainnya. Sedangkan, perspektif antropologi berpendapat manusia adalah makhluk
antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Dan dalam perspektif psikologi,
manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.
Hakekat manusia menurut
pandangan Islam:
1. Sebagai khalifah dimuka bumi
2. Untuk
beribadah kepada Allah
B.
SARAN
Sebagai civitas
akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami pengertian hakikat
manusia dan dapat menerapkan hakikat manusia di dunia pendidikan.